Curug Nangga, Air Terjun 7 Tingkatan di Desa Petahunan

Semenjak mulai terekspose di sosial media, Curug Nangga yang terletak di desa Petahunan, kecamatan Pekuncen (ajibarang), kabupaten Banyumas, provinsi Jawa Tengah semakin hari semakin banyak pula pengunjungnya termasuk saya dan kedua teman saya, Joko dan Afit. Kami merencanakan pergi ke Curug Nangga sehari sebelum keberangkatan, tepatnya hari Jumat kemarin. Asal tahu saja tempat kami bertiga bekerja (kebetulan bekerja di satu institusi yang sama hhehee), untuk hari sabtu dan minggu itu libur. Jadi kami memanfaatkannya untuk pergi ke Curug Nangga.

Kami bertiga sepakat untuk bertemu di dekat pangkalan ojek cikawung. Pangkalan ojek ini jika dari arah purwokerto itu terletak di sebelah kiri jalan atau kurang lebih 100 meter dari RM Sumber Alam di daerah pekuncen. Saya dan Joko tiba lebih dulu di pangkalan ojek cikawung sekitar jam 9 pagi karena memang kami berangkat bebarengan dari purwokerto, sedangkan Afit berangkat dari rumahnya di Bumiayu. Sambil menunggu kedatangan Afit, saya pun mendokumentasikan daerah di sekitar pangkalan ojek dengan menggunakan kamera HP maupun DSLR (satu kamera menurut saya gak cukup hehheehe). Hal ini saya lakukan karena memang banyak permintaan yang masuk kepada saya dari teman-teman untuk mendokumentasikan rute perjalanan menuju ke Curug Nangga.

Selang beberapa menit kemudian, akhirnya Afit sampai di tempat saya dan joko menunngu yaitu di dekat pangkalan ojek Cikawung. Asal tahu saja, jalan menuju Curug Nangga sendiri terletak sebelum pangkalan ojek cikawung dari arah purwokerto atau sesudah pangkalan ojek cikawung dari arah bumiayu.

Jalan Masuk Menuju Curug Nangga

Kami bertiga bergegas berangkat menyusuri jalan masuk menuju Curug Nangga karena memang cuaca sudah mulai panas. Jalan ini merupakan jalan menuju desa semedo atau yang sering orang sebut dengan desa 'Negeri Atas Angin' dan desa petahunan. Tanjakan demi tanjakan kami lalui. Sempat terpikir oleh saya untuk mengunjungi Curug Nangga dengan bersepeda, namun setelah melihat jalurnya yang begitu menanjak, sepertinya hal itu tidak akan terealisasi. 

Jalur Menanjak

Sekitar 15 menit kami berhenti di dekat SD/MI Petahunan. Oleh karena hari masih pagi dan kami tidak tahu arah menuju Curug Nangga, Afit pun mencoba mengobrol dengan ibu-ibu yang mungkin sedang menunggui anaknya sekolah di SD/MI tersebut. Kami pun akhirnya tahu arah menuju Curug Nangga berkat informasi dari mereka. Dan ternyata tempat parkir bagi pengunjung Curug Nangga tidak jauh dari sekolah/madrasah tersebut. Kami pun bergegas menuju ke tempat parkir yang dituju yaitu di depan rumah salah satu warga (kami lupa namanya ibu siapa hehehe).

Ibu-ibu di SD/MI Petahunan

Ibu Pemilik Rumah, Tempat Kami Menitipkan Motor, Jaket, Helm dsb

Kami bertiga disambut dengan sangat ramah oleh warga setempat. Saya pun kagum dengan keramahan orang-orang di desa Petahunan. Mereka penuh canda dan tawa. Sebelum mulai melangkah pergi ke Curug Nangga, kami menyiapkan berbagai keperluan seperti kamera, handphone, dompet, minuman dan makanan. Untuk helm, jaket dan lain sebagainya kami menitipkannya di rumah warga. Sekitar 10 menit persiapan kami pun bergegas pergi menuju tujuan kami dari awal, yaitu Curug Nangga. 

Kami mulai menyusuri jalur menuju Curug Nangga dengan berjalan kaki. Jalur yang kami lalui seperti menuruni sebuah bukti yang kata warga bisa mencapai sekitar 2-3 km jauhnya. Karena ternyata Curug Nangga letaknya jauh di bawah desa Petahunan. Kami melalui beberapa warga yang ternyata sedang melakukan perbaikan akses jalan menuju Curug Nangga. Ini jelas akan membantu para pengunjung supaya lebih aman dan nyaman dalam melangkah. Untuk sekarang  ini, jalan yang menuju Curug Nangga terbilang licin dan agak berbahaya jika kita tidak hati-hati. 

Selain warga yang melakukan perbaikan akses jalan, pagi itu juga ada beberapa warga yang sudah membuat warung-warung kecil layaknya warung makanan dan minuman yang berada di obyek-obyek wisata pada umumnya. Kami pun sempat bercengkerama hangat dengan beberapa warga sekitar. Dan yang membuat saya kagum adalah raut wajah mereka yang tidak pernah mengkerut sedikitpun kepada kami. Selalu dihiasai dengan senyuman dan candaan khas desa Petahunan.

Selama kurang lebih 30 menit, kami sampai di Curug Nangga. Ternyata memang benar, ada 7 tingkatan di Curug Nangga jika dihitung dari bawah sampai atas. Wow! Ini jelas membuat kami takjub, karena baru pertama kami lihat ada curug dengan 7 tingkatan di kabupaten Banyumas ini.







Ketika kami berada di Curug Nangga, kami bertemu dengan salah seorang warga yang menceritakan bahwa tidak hanya Curug Nangga saja yang ada di Desa Petahunan, ternyata ada 2 curug lain yaitu Curug Penganten dan Curug Rinjing. Saya sangat kagum dengan potensi wisata yang ada di desa petahunan ini. Mungkin 2 sampai 3 tahun kedepan Curug Nangga bahkan curug penganten dan curug rinjing akan bersaing dengan obyek-obyek wisata lain yang ada di kabupaten Banyumas, seperti Baturaden dan Curug Cipendok.











Satu jam sudah kami menikmati indahnya pesona Curug Nangga dengan segala keasrianya. Tak lupa juga kami mendokumentasi setiap perjalanan kami di Curug Nangga. Setelah itu, kami pun bergegas pulang karena memang cuaca semakin panas (sekitar jam 11.30 WIB), lagipula banyak pengunjung dari berbagai daerah yang datang untuk melihat keindahan Curug Nangga. Untuk yang belum pernah mengunjungi Curug Nangga, mungkin video di bawah ini bisa menjadi referensi kalian:


15 Komentar

  1. terima kasih mas informasinya, ternyata masih banyak tempat terindah dan alam yang sejuk dan damai, harus cepat2 di telusuri

    BalasHapus
  2. Waah sepertinya saya kenal anda anda semua deh haha

    BalasHapus
  3. itu kaya di kedung kandang jogja mas curugnya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. oh apa iya mas? kali-kali ajakin kesana donk:v

      Hapus
  4. waaahhhh mantap nih tempatnya joshhhhh.....

    BalasHapus
  5. tpi sekarang kurng bagus krna musim kemarau

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya udah mulai hujan kok gan jadi udah bisa dilihat lagi keindahannya. cuman ya itu kadang airnya kurang jernih :D

      Hapus
  6. ea soal'y di atas perkampungan sih jdi air 'y ga bisa sejerih itu

    BalasHapus
  7. emng di atas ada dusun sebagian ta ah gundul itu penyebab air keruh..

    BalasHapus
  8. wah mantap dah curug nangga 7 tingkat

    BalasHapus
  9. kemaren habis dari sana, tapi sawahnya lagi di garap jadi nggak enak mau nginjek2 galengan buat biar fotonya bagus hahahaha

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak